Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sumur Aris yang Tertutup

Sumur Aris adalah sumur yang ada di Madinah dimana dulu pernah disinggahi Rosulullah dan nabi pernah minum air dari sumur Aris ini. Sumur ini disebut juga dengan sumur Khatam (yang artinya cincin) dan juga dikenal dengan sumur Rasulullah Shallallaahu Alaihi Wasallam. Sumur Aris terletak di sebelah barat dari Masjid Quba’. 


Akan tetapi, sekarang keberadaannya tidak bisa lagi kita nikmati untuk bertawasul airnya sejak tahun 1980-an. Hal itu dikarenakan terdapat tergusur dan pelebaran dari masjid Quba’.

Dahulu, sumur ini menjadi sumur favorit Nabi di antara sumur-sumur yang lain di kota Madinah. Di Sumur Aris ini juga, seringkali Nabi duduk-duduk, bahkan mencuci kaki beliau dan juga menggosok-gosoknya. Karena seringnya Nabi berada di Sumur Aris ini, maka dikenal juga dengan sebutan sumur Rasulullah.


Sumur ini disebut juga dengan sumur khatam, yang berarti cincin. Adalah salah satu sumur yang airnya pernah diminum oleh Rasulullaah. Dinamakan sumur khatam, karena cincin kenabian yang pernah dipakai oleh Rasulullaah sebagai cap resmi lalu turun temurun hingga kepada Sayyidina Utsman, jatuh di sumur ini.

Ditempat sumur Aris, Rasulullaah pernah memberi kabar kepada Abu bakar, Umar dan Utsman sebagai penghuni surga. Hal ini terdapat kisah yang sering dihubungkan dengan proses suksesi kepemimpinan di awal keislaman. Hal ini merujuk satu kererangan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.

Diriwayatkan bahwa Nabi Shollallaahu Alaihi Wasallam duduk di tepi sumur ini sambil menyingkapkan betisnya dan kedua kaki yang dijulurkan ke dalam sumur. Lalu kemudian, Abu Musa Al-Asy’ari berdiri menjaganya, maka datanglah Shahabat Abu Bakar dan meminta izin kepadanya.

Nabi berkata kepada Abu Musa: "Izinkan, dan berilah ia kabar gembira dengan surga". Abu Bakar pun duduk disebelah kanannya dan menjulurkan kedua kakinya.

Kemudian datang sahabat Umar, dan Nabi pun berkata lagi: "Izinkan dan berilah ia kabar gembira dengan surga." Lalu Umar duduk di sebelah kirinya dan menjulurkan kedua kakinya.

Kemudian datang sahabat Utsman, Nabi juga berkata: "Izinkan dan berilah ia kabar gembira dengan surga yang disertai dengan kekacauan yang akan menimpanya." Ustman pun duduk di hadapan mereka.

Dari sumur Aris ini saksi sejarah bahwa benar-benar terbukti setelah Rosulullaah wafat. Bahkan isyarat huru-hara politik di masa kholifah Utsman bin Affan juga muncul dari sumur Aris.

Hal ini juga memiliki saksi sejarah bahwa Rasulullah memiliki satu cincin kenabian yang beliau pakai sehari-hari, dan juga difungsikan untuk cap stempel surat diplomasi. Setelah Rosul wafat, cincin kenabian itu diwarisi turun menurun kepada para kholifah sebagai cap resmi dari mulai Abu Bakar, Umar bin Khattab dan kemudian Utsman bin Affan.

Di tangan sahabat Utsman bin Affan, cincin Rasulullah itu dipakai, akan tetapi jemari Utsman lebih kecil sehingga cincin Rasulullaah itu tampak longgar melingkar di jemarinya. Dan ketika Utsman bin Affan berkunjung ke Masjid Quba’ dan bermaksud mengambil air dari dalam sumur Aris ini, tiba-tiba cincin Rasulullah terlepas dan jatuh ke dalam sumur. Beliau sangat bersedih dengan kejadian ini sebab cincin Kenabian itu memiliki sejarah penting dan fungsi yang sangat penting pula sebagai cap surat resmi.

Berbagai cara telah dilakukan Sahabat Utsman untuk mendapatkan kembali cincin Rasulullah itu. Bahkan sumur itu dikuras isi airnya hingga kering selama tiga hari tiga malam. Namun cincin yang jatuh ke dalam sumur Aris itu tidak dapat ditemukan juga. Karena peristiwa inilah, Sumur Aris ini juga dikenal dengan Sumur Khatam (Sumur Cincin Rosulullah).

Peristiwa tersebut juga menjadi pertanda bahwa tidak berselang lama sang khalifah mengakhiri tugasnya sebagai kholifah dikarenakan wafat terbunuh, ditikam oleh para pemberontak (bughat) di waktu shubuh.


Sumur ini sudah hilang, hanya sisa tanda lingkaran yang menandakan titik letak sumur aris secara persis di Belakang Masjid Quba' berjarak kurang lebih 30 meter. Dan dahulu Sumur ini airnya sangat jernih dan melimpah ruah. Serta banyak digunakan oleh masyarakat sekitar untuk bercocok tanam. Akan tetapi, karena kepentingan perluasan masjid, sumur ini dihilangkan/ditimbun.

Post a Comment for "Sumur Aris yang Tertutup"