Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kaligrafer Ibnu Muqlah

Kaligrafer Ibnu muqlah adalah bernama abu ali al-sadr muhammad ibn al-hasan ibn abd allah ibn muqlah, yang juga lebih dikenal menggunakan abu ali atau ibnu muqlah. Beliau lahir tahun 272 h/887 m, dan meninggal dunia di 940 m dan dikuburkan pada pekuburan kerajaan, selesainya tiga kali dipindahkan.


Ibnu muqlah artinya “anak si biji mata” yang berarti anak kesayangan. Abu abdillah ialah gelar bagi Ibnu muqlah, nama yang sama dengan saudaranya, abu abdillah, yang juga seorang kaligrafer ternama pada zamannya. Sedangkan muqlah merupakan gelar ayahnya, ali. Ada yang meriwayatkan menjadi nama ibunya, yang bila ayahnya (kakek ibnu muqlah) mempermainkannya, slalu memanggilnya menggunakan kata-istilah: “yaa muqlata abiha!” (“wahai biji mata ayahnya!”).

Ibnu muqlah yang dikenal menjadi “imam khattatin” (bapaknya kaligrafer) serta saudaranya, abu abdillah menerima bimbingan kaligrafi berasal al-ahwal al-muharrir, galat seseorang anak didik ibrahim al-syajari yg paling masyhur, sampai keduanya menjadi kaligrafer tepat yang paling menguasai bidangnya pada baghdad pada permulaan zaman tersebut.

Kejeniusan abu ali ibn muqlah dan pengetahuan mendasarnya wacana geometri (ilmu ukur) membawa kemajuan penting satu-satunya pada bidang kaligrafi arab. Nama ibnu muqlah mendapat perhatian besar  pada halaman-laman buku sejarah. Karenanya, selalu dikaitkan pada abu ali, sebagai penemu sejati kaligrafi arab cursif.

Sebab kejeniusannya, ia dikenal menjadi masternya para kaligrafer atau imam al-khatthathin (pemimpin para kaligrafer). Keberhasilan ibnu muqlah artinya mengangkat gaya naskhi menjadi gaya yg paling terkenal dipakai, setelah abad sebelumnya didominasi oleh gaya kufi. 

Gaya lain yang ditekuninya merupakan tsulus, yang nantinya banyak berpengaruh di karya ibnu bawab. Sumbangan muqlah pada kaligrafi bukan pada penemuan gaya baru goresan pena, akan tetapi pada penerapan kaidah-kaidah yg sistematisuntuk kaidah khat naskhi yg berpangkal di huruf alif.

Sistem ibnu muqlah berpangkal di 3 unsur kesatuan standar: titik (yang dibuat asal tarikan diagonal pena), alfabet  alif vertikal serta lingkaran. Prinsip-prinsip geometrikal ini mendobrak cara penulisan arab sebelumnya yg cenderung nisbi. Metode penulisan baru ini disebut al-khath al-manshubi (kaligrafi yg tersandar). 

Meskipun kaidah-kaidah tersebut tidak terpakai sekaku awal perintisan ibnu muqlah, perkembangan kaligrafi selanjutnya banyak ditentukan sang kepiawaiannya dalam memperindah goresan pena. Sayangnya, tak satupun karyanya bisa terpelihara hingga sekarang.

Pada mulanya ibnu muqlah mengabdi di beberapa kantor pemerintahan, menyumbangkan kemahiran berasal bakat yang dimilikinya sebagaimana yg dilakukan sang para kaligrafer lainnya. Buat pekerjaan tadi ia menerima upah enam dinar sebulan. Karirnya mulai meroket sehabis beliau mengeratkan korelasi dengan abu al-hasan ibn furat yang mengawalnya ke puncak  prestasi yg meyakinkan sebagai akibatnya beliau mulai populer serta poly menerima sorotan berasal segenap kalangan. 

Bahkan, pada suatu catatan disebutkan bahwa tulisan ibnu muqlah pernah dipergunakan dalam pembubuhan surat perdamaian (hadnah) antara kaum muslimin dengan bangsa romawi, surat itu tetap dalam pegangan pemerintah romawi sampai sultan muhammad al-fatih menaklukkan kota konstantinopel, ibukota romawi timur.

Berkat keuletan luar biasa dan  prestasi yg tampak sangat menonjol, beliau berhasil menaiki jenjang kedudukan perdana menteri (wazir) buat tiga orang khalifah abbasiyah, yakni al-muqtadir (908-932 m), al-qahir (932-934 m) serta al-radhi (934-940 m). Sayangnya dia sangat malang, menerima tekanan-tekanan berat akibat duduk perkara-persoalan kekhalifahan yg sedang bergolak menggunakan segala kekisruhannya; tatkala penindasan, korupsi serta intrik-intrik politik sebagai setan-iblis kekuasaan yang merajalela. Model kepemimpinan di waktu itu sudah menyiksanya dengan majemuk penganiayaan.

Beliau memulai karirnya sebagai pegawai pemungut pajak pada provinsi persia sekaligus mengatur anggaran pengeluarannya. Hingga keadaannya berbalik saat dia sebagai pejabat bawahan al-imam al-muqtadir billah pada tahun 316 h yg membawanya sukses buat menduduki posisi tertinggi pada istana baghdad. Tetapi beliau pula mempunyai musuh yg menfitnahnya sampai beliau ditangkap. Beliau berkali-kali masuk penjara, hartanya disita serta beliau dibuang ke persia, hingga suatu waktu beliau mesti membayar tebusan satu juta dirham. 

Tetapi ia malah sebagai pembantu al-radhi, dan  musuhnya pun kembali mencemarkan nama baiknya hingga ia ditangkap lagi serta dipecat asal jabatannya. Kenaasaannya mendorongnya mendekati ibnu raiq, perdana menteri di baghdad, bawahan khalifah yang naif itu. Namun khalifah tidak mampu menyembunyikan rahasianya, bahkan membusukkan namanya dihadapan ibnu raiq. Maka beliau menerima eksekusi lagi dengan mempertaruhkan tangan kanan serta kirinya. Akhirnya al-radhi pun menyesal atas sikapnya sendiri serta menyuruh dokter untuk mengobati luka tangannya yg sudah terpotong hingga ia sembuh. Ibnu muqlah menggoreskan pena dengan lengan tangannya yg terpotong serta menggunakan itu pul beliau menulis.

Akan halnya menggunakan ibnu raiq, ketika ingatannya kumat akan permintaan ibnu muqlah buat duduk pada kursi kementeriannya. Maka dibuatlah tindakan yg lebih bengis melengkapi kekejaman sikap sebelumnya. Raiq menjatuhkan eksekusi pangkas pengecap serta menjebloskan ibnu muqlah ke dalam penjara hingga beliau mendekam bertahun-tahun menggunakan segala duka derita yang tidak terkirakan. 

Didalam penjara itu beliau meninggal di tahun 328 h/940 m serta dimakamkan di rumah sultan. Mendengar peristiwa itu, keluarganya menuntut agar jenazahnya pun dibongkar serta diserahkan pada keluarga. Kemudian anaknya menguburkan di rumahnya sendiri. Berasal tempat tinggal anaknya, istrinya yang dikenal dengan dinariyah menggalinya kembali serta menguburkan di rumahnya di istana umm habib baghdad.

Post a Comment for "Kaligrafer Ibnu Muqlah"